Sunday, February 12, 2006

Google....(part 1)

hehehe....iseng2 aja nih, pengen tau nama gw ada ga sih search engine nya Google? gw ketik deh "Taufik Imansyah" *klik*...
eeh...ternyata ada juga. salah satu hasilnya ya ini...

PASANGGIRI Mojang dan Jajaka (Moka) Kota Bandung 2003 akhirnya menetapkan Angke Rafalridzky dan Taufik Imansyah sebagai "Moka" Kota Bandung 2003 untuk kategori dewasa. Sementara itu, Nurrany Hamzah dan Ersa Pradana Soekanto terpilih sebagai "Moka" Remaja Kota Bandung. Para juara tersebut memperoleh Piala Bergilir Wali Kota Bandung, Piala Tetap Ibu Ketua Tim Penggerak PKK Kota Bandung, piagam penghargaan, dan uang pembinaan.

Untuk kategori dewasa, terpilih "Moka" Wakil kahiji Ziskia Resa Yamami dan Goris Mustaqim; "Moka" Wakil kadua Eneng Tresnawati dan Aditya Rai; "Moka" Calakan Dewi Savitri dan Idfi Pancani; "Moka" Mimitran Iqlima Siti Duratna dan Dzikry Ali; "Moka" Kameumeut Melli Siti Saroh dan Wijoyo Sastro. Untuk kategori remaja, Wakil kahiji adalah Melodi Maduma Carcia dan Rico Pernando serta Wakil kadua jatuh kepada Irma Fitrina dan Fitra Hergyana.

Pasanggiri Mojang Jajaka Kota Bandung 2003 -- yang diselenggarakan atas kerja sama Dinas Pariwisata (Dispar) Kota Bandung, Paguyuban "Moka" Kota Bandung, dan Tiara Kusumah -- di Malibu Dome Hotel Grand Pasundan Bandung, Jumat malam (8/8) lalu, seperti dikatakan Kepala Dispar Kota Bandung. Drs. H. Ernawan Natasaputra, adalah untuk memilih calon-calon duta budaya dan pariwisata yang cerdas otaknya (brilian), cantik rupanya (beauty), dan baik pola perilakunya (behaviour). Dengan demikian, mereka benar-benar dapat menjadi aset yang dapat dibanggakan, bukan saja untuk Kota Bandung atau tingkat Jawa Barat tetapi juga sampai pada tingkat nasional. "Pembangkitan potensi pariwisata Kota Bandung baik aspek objek dan daya tarik wisatanya, sarana pariwisata, seni budaya maupun promosinya, diwujudkan dalam berbagai program dan kegiatan, salah satunya pasanggiri "Moka" ini. Diharapkan, program dan kegiatan tersebut berdampak pada peningkatan sektor ekonomi makro dan secara khusus pada pendapatan asli daerah," ujarnya.

Seperti pula dikatakan Hj. Sri Ateng Wahyudi -- Ketua Panitia "Moka" Kota Bandung 2003 -- dari 113 peserta (54 mojang dan 59 jajaka) itu terbagi menjadi 72 peserta untuk kategori dewasa dan 41 peserta untuk kategori remaja. Mereka adalah para pelajar, mahasiswa, dan karyawan/karyawati yang berusia antara 15 sampai 24 tahun.

"Untuk mencapai final, mereka disaring lewat berbagai tes, mulai psikotes, juga dilihat tingkat intelejensia dan pengetahuan di bidang pariwisata dan budaya Sunda. Hal yang tidak bisa dihindari adalah kemampuan bahasa daerah (Sunda) dan bahasa asing (Inggris). Hal lainnya yang diuji adalah kemampuan berpidato, bergaya di atas cat walk, keserasian dan kerapihan berbusana daerah Sunda, serta berpenampilan menarik (cantik)," paparnya.

Dengan terpilihnya "Moka" Kota Bandung 2003 ini, menurutnya, merupakan pilihan terbaik dalam menentukan sosok generasi muda yang mampu melestarikan dan mengembangkan seni budaya daerah serta mampu berinteraksi dan berpartisipasi dalam pengembangan kepariwisataan, juga turut meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat, khususnya generasi muda terhadap pentingnya melestarikan dan mengembangkan seni budaya daerah.

Harapan Wali Kota

Penyelenggaraan "Moka" yang diisi hiburan yang cukup memikat dengan memberdayakan para alumni "Moka" 2002, lewat peragaan busana dan lagu dengan menampilkan penyanyinya yang kini mulai muncul seperti Lisa, juga Muhammad Yusuf dan Obby, mampu memikat dan menciptakan suasana yang menyegarkan.

Pada kesempatan itu, Wali Kota Bandung yang tidak bisa hadir, berpesan yang dibacakan Sekdakot, H. Maman Suparman, S.H., bahwa pemilihan Moka Kota Bandung setiap tahunnya harus mengalami peningkatan, baik kualitas penyelenggaraan maupun jumlah pesertanya dalam rangka menarik partisipasi aktif kawula muda agar mampu berperan dalam pembangunan dan pengembangan kepariwisataan Kota Bandung.

"Dengan terpilihnya Moka Kota Bandung 2003 ini, kita harapkan mereka mampu menjadi duta Kota Bandung yang dapat mempromosikan berbagai potensi yang ada di Kota Bandung, bahkan di pundak mereka kita dapat menggantungkan harapan agar kiranya para Moka terpilih ini dapat menjadi juru bicaranya Kota Bandung," paparnya.

Oleh karena itu, menurut Walikota, pemilihan Moka diselenggarakan bukan hanya sekadar acara seremonial, namun lebih jauh lagi dapat mendorong serta memotivasi para generasi muda agar tetap mengenal jatidiri bangsa, khususnya budaya Sunda yang sudah identik dengan Kota Bandung, mampu menjadi pelopor generasi muda dalam mengembangkan dan melestarikan seni budaya daerah, khususnya seni budaya Sunda yang terkenal luhur, dengan tidak mengabaikan kelestarian dan pengembangan seni budaya nasional, bahkan sebaliknya memperkuat dan memperkaya khasanah seni budaya nasional.

"Saya berharap kegiatan ini narus menjadi salah satu bukti nyata eksistensi Moka Kota Bandung dalam mengekspresikan rasa kadeudeuh, kameumeut, kareueus dan cermin yang positif mereka terhadap Kota Bandung," ungkapnya. (diro/"PR")***


sayang di koran PR ga ada fotonya

0 Comments:

Post a Comment

<< Home