Tuesday, November 30, 2004

Kehilangan

only man
can know the pain of
having something he doesn't need,
while needing something
he doen't have ...

baru kemaren2 gw ngerasain lagi yg namanya kehilangan....

kehilangan seseorang yg gw sayang
kehilangan moment yg membekas di hati gw
kehilangan barang yg berarti buat gw
dan kehilangan rasa percaya gw sama sesuatu

dan gw baru sadar, ternyata semua itu sebenernya masih terkubur dalam, jauh di dalem perasaan gw. jadi ga pernah benar2 ilang. justru yg bikin perasaan kehilang itu muncul lagi, setelah gw mendapatkan sesuatu yang baru.

temen baru,
barang baru,
pengalaman baru,

mmm.......gw cuman bisa berharap, sesuatu yang baru ini ga akan hilang begitu cepat dan ga akan bikin gw ngerasa Kehilangan lagi.

KETIKA

Ketika tangis berubah menjadi debu
Ketika asa terbakar menjadi abu
Lalu angin meniup jauh,
menghapus jejak…..

Haruskah aku berhenti berharap?

Berharap hujan menerpa wajahku
yang tak berdosa
menjadikan debu setetes embun
atau abu yang disirami cinta
yang menjadi setetes darah
mengalir didalam tubuhku

Selama jantungku berdetak mengikuti
irama hidup
kadang kencang……..kadang lambat……
Selama itu pula jiwaku bersujud dan
tetap menyala untuk menemani
langkahku mencari arti hidup

SEPERTI

Seperti bintang yang mencintai bulan
Setia menemani untuk menerangi
Hati yang sedang kelam

Seperti debur ombak yang mencintai pantai
Saling mengerti dan menghargai
Tanpa harus memaksa untuk datang dan pergi

Seperti matahari yang mencintai pagi
Tak ada janji untuk berbagi
Tetapi tetap menunggu hingga datangnya esok hari

Seperti Adam yang mencintai Hawa
Rela berkorban dan saling percaya
Mau menerima tanpa harus membuka rahasia

Seperti si Tuli yang mencintai si Bisu
Mengerti dalam hati
Tanpa harus bertutur kata

Seperti itulah cintaku padamu

KEMARIN

Kemarin
Aku mendengar rumput bertanya pada embun
“mengapa kau selalu menemaniku tanpa mengenal waktu?”
jawab embun “karena kutahu setiap tetes dari diriku membuatmu
hidup dan terus berkembang.”

Kemarin
Aku melihat seekor burung mematuk seekor ulat
ternyata sebelum menemui ajal si Ulat berkata,
“aku tidak menyesal meninggalkan hidup ini, karena kutahu,
walaupun aku telah mati, tapi aku telah memberimu hati,
jiwa dan ragaku dan akan mengisi seluruh relung jiwamu.”

Kemarin
Aku merasakan panasnya sinar matahari yang membakar kulitku,
ternyata aku sadar…..walapun aku sangat membutuhkanmu, kau dapat menyakitiku

Kemarin
aku berkata pada deburan ombak di pantai yang
tampak putus asa untuk memecah karang“
asalkan kau berusaha dan terus berdoa, kau dapat menggapai cita

Kemarin
Aku sadar…..semua perjalanan hidup yang aku alami, terjadi
Kemarin

KERENDAHAN HATI

Kalau engkau tak mampu
menjadi Beringin yang tegak
di puncak bukit
Jadilah saja belukar
tapi belukar yang terbaik
yang tumbuh di tepi danau
Kalau engkau tak mampu
menjadi belukar
Jadilah saja rumput
tapi rumput yang memperkuat
tanggul pinggiran jalan
Kalau engkau tak mampu
menjadi jalan raya,
Jadilah saja jalan setapak
tapi jalan yang membawa orang
ke mata air
Tidak semua menjadi Kapten
tentu harus ada awak kapalnya
Bukan besar kecilnya tugas
yang menjadikan tinggi rendahnya
nilai dirimu.
jadilah dirimu
sebaik-baik dari dirimu sendiri
IWAN R. ABDULRACHMAN